SUMENEP (galaksi.id) – Kemarin, Senin, 05 Juli 2021, Universitas Trunojoyo Madura (UTM), yang merupakan Perguruan Tinggi Negeri (PTN) pertama di Madura, telah genap berusia 20 tahun.
Kampus yang didirikan pada tanggal 5 Juli 2001 melalui Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 85 Tahun 2001 ini, merayakan Ulang Tahun Kelahirannya yang ke-20 sejak kemarin (05/07) dan akan digelar hingga tanggal 30 Juli 2021 mendatang.
Berdasarkan rilis yang sampai di meja redaksi, perayaan Dies Natalis yang ke-20 ini akan diramaikan dengan aneka macam kegiatan. Mulai dari Orasi Ilmiyah, Khotmil Qur’an bagi Civitas Akdemika, penyerahan hadiah kinerja dan prestasi, hingga pagelaran aneka macam lomba untuk masyarakat pelajar (mulai dari siswa tingkat SMA/SMK hingga Mahasiswa).
Kegiatan perayaan Dies Natalis yang ke-20 ini diakui Rektor UTM, Dr. Drs. Ec. H. Muh. Syarif., MS., sebagai bentuk ungkapan rasa syukurnya kepada Allah SWT karena dalam kurun waktu 20 tahun sampai saat ini UTM telah mampu bertahan dan bahkan mampu bersaing dengan tantangan global.
Selain itu, dikatakan Syarif, kegiatan tersebut diharapkan dapat menjadi momentum untuk lebih mempererat rasa kebersamaan yang bernuansa kekeluargaan, baik diinternal Civitas Akademika UTM sendiri maupun dengan pihak-pihak yang selama ini telah menjalin kerjasama dengan UTM dalam kerangka menunaikan visi pemerataan Akses Pendidikan kepada semua lapisan masyarakat.
Rasa kebersamaan itu diyakini Syarif akan lebih memperbesar daya dorong UTM dalam mempercepat tumbuhnya atmosfer akademik yang kreatif, inovatif, mandiri, dan solutif, sehingga akan lebih memperkuat posisi dan potensi yang dimiliki UTM dalam memberikan kontribusi untuk kejayaan dan kemajuan bangsa dan negara.
Rektor yang juga akrab dipanggil “abah/ayah” ini mengatakan bahwa hubungan kerjasama yang baik dengan banyak pihak telah mengantarkan UTM mampu menjangkau Mahasiwa hingga pelosok pulau Madura, dan bahkan tembus hingga luar Madura.
Tema Dies Natalis yang dipilihnya kali ini, “Tri Dharma Universitas Trunojoyo Madura Berbasis Masyarakat”, diterangkan Syarif merupakan uangkapan yang dapat menjelaskan Obsesi dan visi UTM ke depan, yakni menjadikan masyarakat sebagai fokus sasaran pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi UTM.
Dengan visi yang demikian, kata Syarif, UTM tidak akan tergambar sebagai kampus yang hanya megah gedungnya seperti Menara Gading, melainkan akan tergambar sebagai Menara Air.
Sebagai Menara Air, kata Syarif, UTM diharapkan akan melimpahkan banyak kemurahan berkah kepada masyarakat melalui trasfer produk-produk akademik, baik riset maupun pengabdian, yang kesemuanya bertumpu dan berbasis pada Potensi Sektor yang dimiliki masyarakat Madura.
“UTM akan ditegakkan menjadi Menara Air, dan bukan menara Gading yang hanya menakjubkan akan tetapi kurang memberi nilai manfaat,” Ujar Syarif kepada wartawan galaksi.id melalui sambungan telponnya (05/07).
Dikatakan Syarif bahwa UTM selama ini telah membedakan diri dengan PTN-PTN lainnya, dimana UTM memperkuat kelembagaannya dengan pendekatan klaster berbasis pada 6 (enam) Potensi Sektor yang merupakan sektor unggulan di Madura.
Enam sektor yang dimaksud Syarif tersebut adalah : 1) Sektor garam dan tembakau, (2) Sektor Pangan (jagung, singkong, tebu, sapi dan hasil laut, (3) Sektor Energi (migas dan energi terbarukan), (4) Sektor Pendidikan (formal, informal dan non formal), (5) Sektor Sosial, Tenaga Kerja dan Wanita dan (6) Sektor Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
Bahkan, kata Syarif, untuk mendorong tumbuhnya ekonomi Madura dengan potensi sektor yang dimilikinya tersebut, UTM telah melakukan berbagai Inovasi, antara lain produk benih jagung UTM (bidang pangan), inovasi peningkatan kualitas garam melalui rekayasa teknologi (alat konversi garam krosok menjadi garam kualitas industri), inovasi pengembangan produk berbahan rempah-rempah Madura, halal center, pariwisata, dan lainnya.
Selain itu, untuk merespon perubahan yang sangat cepat, dan juga dalam kerangka mempersiapkan lulusannya agar memiliki daya saing di dunia global, UTM menggeser pola pembelajaran Mahasiwa, yang semula hanya berbasis laboratorium, menjadi “base on society”(Community, stakeholder dan industry).
Target dari upaya mengkolaborasikan potensi Madura kedalam kurikulum diyakini Syarif akan mampu mengangkat harkat dan martabat kehidupan masyarakat sekaligus memberikan pemahaman dan bekal keilmuan atas dasar kompetensi yang dimiliki oleh setiap lulusan UTM. (Red).