Almarhum Novi Sujatmiko di Mata Penghuni Istana Hantu

Jailangkung
5 Min Read

SUMENEP (galaksi.id)— Meninggalnya Almarhum Novi Sujatmiko yang tutup usia kemarin, Rabu, 03/03/20121, meninggalkan banyak kesan yang beragam di banyak kalangan di Kabupaten Sumenep. Baik dari unsur pemerintah maupun dari kalangan organ society. Mulai dari jengkel hingga yang merasa kehilangan.

Yang merasa jengkel, seperti telah pernah ramai diberitakan sebelumnya, dihubungkan dengan kondisi Bank plat merah ini yang dinilai sembrawut. Novi dipersalahkan karena keadaan ini.

Namun diantara yang jengkel, terdapat pula kalangan yang merasa kehilangan atas kepergian Novi. Rasa kehilangan dan tanda duka terhadap Novi ditandai dengan banyaknya karangan bunga yang dipasang dihalaman rumahnya, Jl. Kartini Kepanjin Kecamatan Kota Sumenep, yang dikirim oleh banyak kalangan.

Yang menarik, dari semua elemen yang mengucapkan duka terhadap meninggalnya Novi, terdapat elemen masyarakat yang menamakan dirinya “Penghuni Istana Burung Hantu”. Sebuah nama yang unik dan mengandung tanda tanya besar kenapa pakai nama itu.

Publik pun sebelumnya telah sempat dikagetkan dengan munculnya seorang pria paruh baya yang mengaku sebagai Mahapatih Istana Hantu, bernama Drs. Andi Sukamto., ST., M.Si., yang ikut mengkritisi terhadap dinamika isu yang dikembangkan oleh salah satu media terkait Bank BPRS Bhakti Sumekar yang dipimpin oleh Almarhum Novi.

Siapa, apa dan bagaimana itu Penghuni Istana Hantu, tentu mengusik perhatian banyak kalangan. Termasuk awak media ini. Sehingga awak media ini pun merasa perlu untuk mengenali secara dekat macam dan seperti apa rupa penghuni Istana Hantu itu.

Yang lebih membuat penasaran, apa hubungan Istana Hantu ini dengan figur Almarhum Novi sehingga ikut mengirimkan karangan bunga sebagai tanda duka dan merasa ikut kehilangan.

Setelah menempuh sebuah gang yang membentangkan jalanan kecil awak media ini menemukan Istna ini di sebuah kompleks perumahan baru, pengembangan dari Perumahan Bumi Sumekar Asri (BSA) yang terletak di Desa Kolor Kec. Kota Kabupaten Sumenep, awak media ini berhasil mengunjungi istana hantu dan beberapa penghuninya.

Awak media ini merasa belum saatnya untuk menggambarkan bagaimana Istana Hantu berikut penghuni yang ada didalamnya. Apakah penghuninya memakai atribut hantu seperti yang biasa digambarkan banyak film dan buku-komik yang badannya berwarna hitam-putih.

Setelah menyampaikan maksud kedatangan awak media ini, salah seorang yang tertua dari mereka mewakilinya untuk berbincang dengan dengan tim galaksi.id., terutama mengenai komunitas ini dan tentang perkenalannya dengan Almarhum Direktur Bank BPRS Bhakti Sumekar, Novi Sujatmiko.

Menurut Kirman, salah seorang Penghuni tertua dan paling dituakan oleh seluruh penghuni Istana, menerangkan bahwa penghuni Istana Hantu merupakan elemen masyarakat Sumenep yang mengikuti dinamika Sumenep dalam hubungannya dengan penerapan kebijakan struktur berikut akibat dan dampak yang ditimbulkannya terhadap kehidupan masyarakat.

Lebih lanjut Kirman menyatakan bahwa pihaknya tidak memiliki hubungan dengan pemerintahan setempat, melainkan murni sebagai warga biasa yang menghidupi diri dan keluarganya dengan menjalankan ekonomi sendiri tanpa ada ketergantungan kepada pemerintah.

Ditanya mengenai apa hubungannya dengan Almarhum Novi Sujatmiko, Kirman menjelaskan bahwa pihaknya berikut segenap Penghuni Istana Hantu menyatakan kekagumannya terhadap Almarhum. Pasalnya, almarhum Novi dinilainya sebagai figur yang luar biasa dalam ikut menggerakkkan ekonomi Sumenep melalui Bank BPRS-nya.

Bagaimana mengukur tentang kehebatan Almarhum Novi, Kirman menjelaskannya sederhana saja yaitu dengan membandingkan dengan BUMD-BUMD lain yang ada di Sumenep. Menurut Kirman, BPRS Bhakti Sumekar paling tinggi menyetor Penghasilannya terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD).

“BPRS Bhakti Sumekar, paling banyak setorannya terhadap PAD daripada BUMD-BUMD lainny,” ujar Kirman kepada awak media ini (07/03).

Ditanya mengenai banyaknya kritik atas kinerja almarhum Novi oleh sebagian kalangan, Kirman menyatakan merupakan hal yang biasa saja, bahkan kata Kirman, Novi dibesarkan oleh kritik. (Admin).

- Advertisement -
Share This Article
Leave a Comment

Tinggalkan Balasan