Kiai Ahmad Nawawie Abdul Jalil Berpulang, Ponirinmika: Duka Bagi Umat dan Bangsa

Jailangkung
3 Min Read

PROBOLINGGO (galaksi.Id)– Ulama kharismatik sekaligus Pengasuh Pondok Pesantren Sidogiri Pasuruan, KH. Ahmad Nawawie Abdul Jalil, telah berpulang kerahmatullah, hari ini, 13/06/2021, tepat pada pukul 16.30 Wibb.

Kabar meninggalnya ulama kharismatik ini sontak membuat seluruh umat dan bangsa terkejut mendengarnya, termasuk keluarga Besar Pondok Pesantren Nurul Jadid, Paiton Probolinggo.

Bagi keluarga besar Nurul Jadid, Kiai Nawawi, merupakan figur ulama yang alim dan berteladan tinggi, baik pada cara bersikap, bertutur kata maupun pada pandangannya mengenai toleransinya dalam kehidupan berbangsa yang pluralistik.

Meninggalnya Kiai Nawawie cukup mengejutkan bagi keluarga besar Pondok Pesantren Nurul Jadid karena almarhum almaghfurlah, pada minggu yang lalu masih kelihatan sehat dan sempat hadir di acara 40 hari kewafatan Nyai Hj. Hanunah Nafiiyah Binti KH. Moh. Zuhri Zaini, di Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton, Probolinggo.

Pernyataan duka keluarga besar Pondok Pesantren Nurul Jadi disampaikan oleh H. Faizin Syamwil, Sekretaris Pesantren Nurul Jadid, dan meminta Pengurus Pondok Pesantren untuk segera membuat upacara duka dan belasungkawa.

“Kiai Nawawie telah menghadap kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, akan tetapi keteladanan beliau akan hidup dan mengalir pada sendi-sendi kehidupan,” ujar H.Faizin yang disampaikan melalui rilisnya kepada awak media ini (13/06).

Perasaan duka juga ikut dirasakan oleh segenap santri Pesantren Nurul Jadid. Antara lain Ponirin Mika, salah seorang santri yang rajin menulis di media massa mengenai isu-isu keagamaan.

Menurut Ponirin yang merupakan seorang penulis, Kiai Nawawi dipandang sebagai tokoh yang patut dikagumi karena ikut peduli dan memberikan perhatian terhadap tradisi keilmuan.

Hal itu, kata Ponirin, ditunjukkan dengan kesediaan Kiai Nawawi untuk memberikan kata pengantar dalam setiap buku-buku keagamaan, baik yang diterbitkan oleh Sidogiri sendiri maupun pondok pesantren lainnya.

“Saya bukan santri di Pondok beliau, namun saya pengagum sosok beliau, hingga terus menyimak pengajian dan bahkan buku-buku yang ditulis beliau saya hampir memiliki semua,” Tulis Ponirin dalam rilisnya.

Selamat jalan, Kiai. Insya Allah bidadari surga menyambut Njenengan. (Eva/Red).

- Advertisement -
Share This Article
Leave a Comment

Tinggalkan Balasan