SUMENEP, galaksi.id,– Pemerintah Kabupaten Sumenep dalam satu tahun ke depan akan menggelar event sebanyak 104 dengan membawa tema pentahelix yakni kolaborasi dari lima unsur masyarakat, meliputi akdemisi, pengusaha, komunitas, pemerintah dan media.
Dalam akun resmi Pemkab Sumenep meningkatkan perekonomian masyarakat terutama pelaku UMKM Kabupaten Sumenep menjadi dala utama pada peluncuran kalender wisata 2024. Karena selain menampilkan musik tong-tong, band dan sebagainya event ini juga melibatkan ratusan pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM).
Namun banyaknya event ini juga menuai kritik dari salah satu aktivis Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Alvin Karunia. Menurut Alvin, sebagai event yang berorientasi pada peningkatan perekonomian masyarakat harusnya memastikan keterlibatan UMKM dengan jelas, mencakup UMKM mana yang terlibat dan UMKM penerima manfaat.
“Penyelenggaraan event yang tidak jelas hanya merupakan sikap pemborosan atas keuangan negara ya”, Terang Alvi kepada wartawan melalui sambungan telponnya (05/01).
Alivin juga mengatakan Kecenderungan setiap event di sumenep ini tidak punya nilai tawar karena tidak ada progress. Terbukti dengan sedikitnya wisatawan luar daerah yang sedikit berkunjung ke Sumenep, kecuali untuk kepentingan ziaroh.
Pemuda mantan jebolan aktivis HMI ini juga mengatakan Pemkab sumenep ini harus belajar banyak ke daerah di luar kota yang tingkat perekonomiannya sudah tinggi dengan memanfaatkan pariwisatanya. Salah satunya, Bali.
Menurut Alvin, berbicara soal seni-budaya, serta sumber daya alamnya, Sumenep ini lebih unggul daripada Bali. Bali benar-benar memanfaatkan kesenian warisan budaya menjadi objek wisata yang menarik minat wisatawan. Bahkan, daya tarik Bali hingga menembus mancanegara.
Sudah saatnya Sumenep ini beranjak dari persoalan dengan melakukan pemerataan ekonomi melalui sumber daya alamnya, warisan budaya, dan kesenian khas Sumenep. Dengan catatan harus memperbaiki SDM di pemkab sesuai dengan kemampuan dan bidang yang dikuasai ya kalau kemampuannya di lingkungan hidup jangan jangan jadi orang pemasaran.
Alvin juga membuka pintu diskusi mengenai substansi dan urgensi dari setiap event di Sumenep. Apakah setiap acara tersebut direncanakan dengan matang untuk mencapai tujuan-tujuan strategis yang terukur, ataukah hanya sebagai serangkaian pertunjukan tanpa arah yang jelas?
Kritik ini juga memicu pertanyaan lebih mendalam tentang tanggung jawab Pemkab Sumenep dalam merancang dan mengelola event, serta sejauh mana mereka mendengarkan aspirasi dan kebutuhan riil masyarakat.
Sementara itu, hingga berita ini tayang, Kepala Disbudporapar, Moh. Ihsan, belum bisa dimintai keterangannya oleh awak media. (Muk/Red).