SUMENEP, galaksi.id,- Pengurus Cabang Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PC PMII) Sumenep, gelar konsolidasi internal untuk menyikapi isu-isu lingkungan yang marak terjadi di wilayah Kabupaten Sumenep Madura, Jawa Timur, kemarin, 22/05/2023.
Isu-isu lingkungan tersebut mencakup reklamasi pantai Gersik Putih, alih fungsi lahan dan tambang galian C, yang dinilai potensi menimbulkan kerusakan ekologis serta akan berdampak serius terhadap keberlangsungan dan keberlanjutan hidup masyarakat di masa depan.
Dikatakan Nur Hayat, selaku Sekretaris Umum PC PMII Sumenep, keterlibatan PMII dalam isu-isu lingkungan tersebut berlandaskan pada nilai-nilai perjuangan organisasi, yakni hablum minal alam, yaitu bahwa setiap yang hidup harus mampu dijaga dan dilestarikan oleh manusia sebagai khalifah.
“Kekayaan alam yang dimiliki Manusia harus mampu menghidupi serta menjadi penghidupan di alam ini,” tandas Hayat kepada wartawan melalui pesan teks what’App (23/05).
Selain itu, Nur Hayat menilai persoalan tersebut juga rentan menimbulkan konflik sosial sehingga menjadi perhatian yang serius organisasi guna memastikan keberpihakan negara kepada rakyatnya bukan berpihak kepada oligarki dan menjadikan rakyat sebagai objek penindasan.
Aktivis mantan Ketua Umum BEMSU ini juga menilai Pemerintah Kabupaten Sumenep absen alias tidak hadir membawakan solusi atas problematika masyarakat guna menjamin kepastian terwujudnya kesejahteraan dan perdamaian masyarakat dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
“Kebijakan-kebijakan strategis pemerintah harus mampu menjadi solusi atas problematika ditengah-tengah masyarakat,” pungkasnya.
Dikatakan Hayat, berdasarkan hasil konsolidasi internal dengan melibatkn unsur pimpinan komisariat dan rayon, PC PMII Sumenep, menyatakan sikap Menolak Adanya Reklamasi Pantai Gersik Putih, Pertambangan Ilegal, dan menolak akuisisi kepemilikan laut sebagai milik pribadi atau perusahaan di Kabupaten Sumenep. (Red).
