SURABAYA (galaksi.id)– Dalam waktu yang tidak terlalu lama, tanggal 28-30 Mei 2021, Majelis Wilayah Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (MW-KAHMI) Jawa Timur, akan melaksanakan Musyawarah Wilayah (Muswil) yang ke-5, yang akan diselenggarakan di Sarangan Magetan, Jawa Timur.
Sejumlah tokoh-tokoh besar, baik lokal maupun nasional, yang sama-sama lahir dari rahim Himpunan Mahasiswa Islam, mulai bermunculan untuk menjadi presidum Kahmi, antara lain Ridwan Hisyam, Sugiharto., SE., MM., dan nama-nama lain yang sudah sangat terkenal.
Yang unik, dari sederet nama yang muncul sebagai bakal calon, terdapat nama yang cukup mengagetkan: Drs.H. Haruna Soemitro., M.Si., Nama yang sama sekali tidak asing ditelinga ummat dan bangsa.
Yach, Haruna Soemitro. Merupakan nama yang sama sekali tidak asing, terutama dalam beberapa tahun terakhir ini karena sudah sangat terkenal di dunia bola, yaitu karena memimpin suatu Club bola kenamaan, yaitu Madura United (MU) serta menjadi Eksekutiv Commete Persatuan Sepak Bola Indonesia (Esco-PSSI).
Dalam kapasitasnya yang menggandrungi dunia bola, figur Haruna (panggilan akrabnya), sering muncul di layar televisi ketika timnya berlaga di lapangan hijau. Haruna tentu tidak menyadari bahwa tidak sedikit dari kader-kader himpunan mahasiswa Islam yang melihatnya ketika berjingkrak-jingkrak kegirangan, maupun ketika banting-banting kaki ketika kesal menyaksikan pertandingan.
Melihat Haruna berjingkrak-jingkrak di lapangan hijau dalam hubungannya dengan bola, tentu tak tampak aura ke-HMI-annya.
Kendati demikian, bagi generasi yang sudah menjadi aktivis sebelum era 90-an, maka akan tercengang mengenal figur Haruna yang ternyata lebih dari sekadar tokoh bola yang hingar-bingar, melainkan termasuk tokoh politik papan atas Jawa Timur.
Figur dan nama Haruna, yang merupakan mantan Sekretaris Umum (Sekum) HMI Cabang Jombang, tidak hanya terpajang sebagai anggota DPRD Jawa Timur ketika itu, melainkan mampu melakukan sepak terjang yang menggiriskan lawan, akan tetapi menyejukkan masyarakat kelas bawah.
Haruna sukses membangun nama besar serta mampu menancapkan pengaruh besar dalam menciptakan iklim dan arus politik Jawa Timur di masanya.
Eiiittsss,,,!!! Tidak itu saja. Haruna juga bukan figur yang menjadikan politik sebagai profesinya, melainkan sebagai hobby-nya. Sebagai hobby, maka jabatan politik yang disandangnya bukanlah sumber utama penghidupannya, melainkan tempat Haruna mengabdi kepada ummat dan bangsa.
Dari nama besar yang sudah disandangnya, lalu apa yang membuat Haruna harus keluar kandang dan akan ikut berlaga sebagai Bakal Calon Presidium KAHMI Jatim?
Haruna kembali merasa terpanggil untuk ummat dan bangsanya. Menurut Kurniadi, munculnya Haruna sekaligus menjadi penanda mengenai telah gawatnya dunia. Sesuatu keadaan yang tentu dianggap sudah timbul masalah dalam kehidupan berbangsa dan bernegara yang menyebabkan Haruna harus kembali untuk turun tangan sendiri.
Motivasi dan Ketertarikan Haruna ini tampak dari visi-misinya pada butir 4 dan 6 yang dilansir dalam rilis yang sampai di meja redaksi, yaitu bagaimana meningkatkan peranan eks korps hijau hitam diberbagai gelanggang kehidupan, terutama di Jawa Timur. Berikut Visi-Misinya Drs. H. Haruna Soemitro:
Visi: Mewujudkan Kualitas Insan Cita yang bernafaskan Islam dan turut bertanggung jawab dalam terciptanya masyarakat adil dan makmur yang di ridhoi ALLAH SWT dalam NKRI yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945;
MISI:
- Memelihara dan meningkatkan persaudaraan sesama anggota KAHMI khususnya di Jatim;
- Meningkatkan dan memelihara hubungan timbal balik Kahmi dan HMI;
- Memperkuat ukhuwah islamiyah antar umat;
- Meningkatkan peran kecendikiawanan dalam memajukan IPTEK, interpreeurship dan Inovasi;
- Memelihara dan meningkatkan kualitas institusi, sarana dan prasarana kelembagaan;
- Meningkatkan peran serta dalam berbagai bidang Pembangunan Regional Jawa
Timur;
Di bawah visi misi yang demikian, maka tampaklah niat mulia Haruna Soemitro, yaitu hendak memperbaiki dan meningkatkan kualitas insan cita melalui keharusannya untuk mampu berperan penting dalam pentas kehidupan berbangsa dan bernegara, terutama di Jawa Timur. (Red).
