Bagi-bagi Uang di Masjid, Raja Hantu Sebut Aksi Said Abdullah Bisa Memicu Kemarahan Ummat Muslim

O G
By O G
2 Min Read

SUMENEP, galaksi.id,- Kisruh tentang aksi Said Abdullah bagi-bagi uang kepada 750 jamaah Traweh di Masjid Abddulah Syechan Baghraf, di Desa Leggung Timur Kec. Batang-batang Kab. Sumenep tanggal 24 Maret 2023 kemarin, masih menyisakan pro kontra di kalangan masyarakat.

Pasalnya, selain dinilai sebagai pelanggaran pemilu, aksi Said tersebut dinilai melecehkan martabat Muslim karena pemberian bantuan keuangan tersebut didasarkan pada alasan kemiskinan. Artinya, jamaah yang melaksanakan sholat traweh di masjid tersebut dipandang sebagai keluarga miskin.

Hal itu dikatakan Kurniadi, bahwa alasan Said dalam memberikan uang tersebut dinilai tidak relevan karena yang datang dan melaksanakan Traweh di masjid tersebut dikabarkan bukan berasal dari warga setempat saja melainkan datang dan didatangkan dari daerah-daerah lain.

Selain itu, kata Kurniadi, kalau motivasinya murni untuk membantu masyarakat miskin, dan tidak memiliki motiv politik, maka teknis penyerahannya tentu tidak dilakukan dimasjid dan uangnya tidak dibungkus dengan menggunakan Amplop partai politik PDI-Perjuangan.

Pengacara yang populer dengan Raja Hantu ini menilai aksi Said Abdullah yang bagi-bagi uang di masjid itu dapat memicu kemarahan ummat muslim Indonesia, bahkan dunia, karena menjadikan masjid sebagai tempat melakukan branding politik.

“Kalau ikhlas membantu kenapa pakai atribut partai politiknya? Kalau sasarannya keluarga miskin, kenapa dilakukan di masjid?”, Tanya Kurniadi beruntun kepada wartawan melalui sambungan telponnya (28/03).

Dikatakan Kurniadi, amplop berlogo partai serta terdapat foto Said dan Achmad Fauzi (Bupati Sumenep), sejatinya sudah merupakan pesan politik kepada setiap penerima uang untuk mengingat keduanya dalam kontestasi politik 2024 mendatang.

Kurniadi pun berharap Said Abdullah dan Achmad Fauzi (Bupati Sumenep) tidak merendahkan martabat masyarakat muslim hanya dengan iming-iming uang yang menjanjikan kesejahteraan karena praktek yang demikian, kata Kurniadi, sama sekali tidak mengandung edukasi politik melainkan untuk membangun tirani dan arogansi kekuasaan uang.

Sementara itu, hingga berita ini tayang, baik Said Abdullah maupun Achmad Fauzi belum bisa dimintai keterangan. (Ady/red).

- Advertisement -
Share This Article
Leave a Comment

Tinggalkan Balasan