Bangkai Kapal Kembali Ditemukan di Perairan Pagerungan Sumenep

Inthost
By Inthost
4 Min Read

galaksi.id (Sumenep-Jawa Timur)— YLBH-Madura kembali merilis hasil temuannya terhadap penggunaan Dana Desa (DD) yang menurutnya tidak wajar. Kali ini terjadi di Desa Pagerungan Besar Kec.Sapeken. Hal ini sebagaimana dirilis oleh YLBH-Madura, Sabtu, 26/12/2020.

Sebagaimana diberitakan sebelumnya, YLBH-Madura telah menemukan penggunaan Dana Desa (DD) di Desa Tanjung Saronggi, yaitu sebuah pembelian Kapal yang dibeli dengan harga fantastik, ternyata diketahui pula kalau kapal tersebut ternyata rusak.

Kali ini, YLBH-Madura kembali merilis temuannya mengenai kapal mangkrak yang mengapung dilaut tak terurus. Menurut YLBH-Madura, kapal tersebut milik Desa Pagerungan Besar Kec. Sapeken yang diperoleh dengan menggunakan Dana Desa (DD) Tahun Anggaran 2018.

Menurut hasil investigasi yang dilakukan YLBH-Madura, pembuatan Kapal tersebut menelan biaya sebesar Rp. 200 jt, bersumber dari DD Desa Pagerungan Besar sebesar Rp. 150 jt, dan bersumber dari dana CSR PT.Kangean Energy Indonesia (KEI) sebesar Rp. 50 jt.

Pantauan galaksi.id, kapal tersebut mangkrak alias tidak bisa dioperasikan sejak selesai dibuat. Artinya, sejak tahun 2018 sampai dengan sekarang tidak pernah dipakai. Menurut keterangan warga setempat, yang identitasnya tidak mau diungkap, kapal tersebut dibuat dari bahan kayu yang tidak layak sehingga tidak memungkinkan untuk dioperasikan.

“Itu dibuatnya hanya asal-asalan, pak. Bahannya dari kayu yang tidak layak. Kayu lokal. Kami takut kalau mau pakai kapal itu”. Ungkap H (inisial) kepada awak media ini melalu whats’App.

Lebih lanjut, menurut warga, kapal tersebut merupakan peninggalan Kades Lama yang kemarin tidak terpilih lagi pada pilkades November 2019 yang lalu. Pengerjaannya dilakukan oleh menantunya sendiri atas nama Hasani. Sedangkan pengawasannya dilakukan oleh anak kades yang bersangkutan dalam jabatannya selaku Perangkat Desa atas nama Ahmad Syarif, yaitu selaku Kaur Umum.

Akan tetapi, Ahmad Syarif yang dihubungi melalui chatt Whats’App, selaku perangkat desa yang diangkat oleh ayahnya sendiri, mengaku tidak tau menahu soal kapal yang dibuat oleh iparnya tersebut.

Sementara itu, terpisah, Kepala Desa Terpilih Desa Pagerungan Besar, Yulandi Abd. Rachim, masih belum dapat dimintai keterangan karena telponnya tidak dapat dihubungi.

Akan tetapi, berdasarkan keterangan perangkat desa yang namanya tidak mau disebutkan, membenarkan kalau Kapal tersebut merupakan aset milik Desa Pagerungan Besar yang diterima dari Kepala Desa terdahulu.

“Kapal itu masuk dalam daftar list berita acara serah terima aset dari Kades Lama ke Kades yang baru, pak!”. Tegas perangkat yang identitasnya tidak mau disebutkan itu.

Ditanya mengenai kenapa kapal tersebut maaih terlihat baru padahal sudah dibuat dua tahun yang lalu, warga menjawab kapal tersebut memang baru diturunkan ke pantai karena sebelumnya hanya parkir didarat. Tidak pernah dipakai.

Selain itu, banyak juga warga yang menerangkan kalau di masa kepala desa lama, pengelolaan keuangan desa tidak transparan. Bahkan, kata warga, “kegiatan proyek pembangunan apapun, yang ngurus selalu anak dan menantunya yang diangkat sebagai Perangkat Desa.

Sementara itu, Hasani, selaku pihak yang membuat kapal yang menelan dana 200 jt tersebut, tidak bisa dihubungi sejak kemarin. (Zan).

- Advertisement -
TAGGED:
Share This Article
Leave a comment

Tinggalkan Balasan