Dinilai Tak Peduli Kepada Warga Pulau Masalembu Yang Mengalami Krisis Pangan, Raja Hantu Minta Bupati Mundur

Jailangkung
2 Min Read

SUMENEP (galaksi.id)– Cuaca ekstrim yang terjadi dalam beberapa pekan terakhir, mengakibatkan timbulnya krisis pangan dikalangan warga masyarakat pulau Masalembu Kabupaten Sumenep.

Pasalnya, selama masa cuaca ekstrim, arus mobilisasi barang terhambat masuk ke pulau tersebut karena sarana transportasi tidak dapat masuk ke pulau tersebut.

Berdasarkan penelusuran awak media, kemalangan warga setempat hanya memperoleh perhatian dari Pemerintah Propinsi Jawa Timur, berupa memberikan bantuan kebutuhan hidup warga. Sedangkan Pemerintah Kabupaten Sumenep sendiri, tidak sedikit pun memiliki kepedulian terhadap kesengsaraan rakyat di pulau tersebut.

Buruknya penanganan Pemerintahan Sumenep dalam krisis kebutuhan pokok yang melanda masyarakat Masalembu terus menuai kritik publik. Salah satunya datang dari Kurniadi. Pengacara berjuluk si Raja Hantu itu mempertanyakan mengaku sangat menyesalkan sikap Bupati Achmad Fauzi dan jajarannya.

“Sepertinya bupati tidak memiliki sense of crisis. Lawatan ke luar negeri seharusnya bisa dipersingkat kalau dia peka terhadap penderitaan warga Masalembu. Di luar negeri juga tidak tahu apa urgensinya. Jangan-jangan untuk konten tiktok,” tegasnya dengan nada kecewa.

Dalam situasi warganya yang tengah menderita, tambah Kurniadi, bupati mengkonfirmasi sendiri watak buruknya. “Ya itulah bupati kita yang katanya peduli sama rakyat. Sangat tidak etis karena bertentangan dengan situasi krisis pangan warganya di Masalembu,” katanya.

Kurniadi lantas membandingkan sikap ksatria Perdana Menteri Korea Selatan Chung Hon-won yang mengumumkan pengunduran dirinya menyusul banyaknya kritik soal buruknya respon pemerintah dalam menangani bencana feri karam tahun 2014 silam. “

“Hal yang tepat juga dilakukan Bupati Sumenep. Minta maaf kepada warga Masalembu dan mengundurkan diri sebagai bentuk tanggung jawab karena kurang efektif dalam penanganan krisis pangan di Masalembu,” pintanya.

Seperti diketahui, cuaca ekstrem yang terjadi tiga pekan terakhir ini menjadi penyebab kelangkaan barang-barang pokok. Akibat cuaca tersebut berimbas pada perjalanan kapal ke pulau tersebut tertunda. (red).

- Advertisement -
Share This Article
Leave a Comment

Tinggalkan Balasan