SUMENEP (galaksi.id)– Polemik proyek bantuan bibit bawang kepada petani Rubaru, juga mengusik perhatian Ketua Sumenep Emas, Moh. Thaha, yang juga merupakan asli warga Rubaru.
Pasalnya, proyek tersebut dinilai terkesan akrobatik karena apa yang dikampanyekan mengenai “Desa Basoka sebagai Sentra Bawang”, ternyata justru diduga hanya menjadi banjakan oknum-oknum birokrasi pertanian.
Sosok mantan aktivis Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) ini mengaku berang karena pihaknya pernah terlibat dan melibatkan diri dengan promosi Sentra Bawang Desa Basoka sejak tahun 2020 yang lalu, akan tetapi hingga saat ini hanya merupakan janji yang kosong melompong.
Dikatakan Thaha, cara yang dilakukan Bupati tak lebih dari permainan akrobat untuk membranding atau mencitrakan diri seolah-olah pihaknya telah berhasil dan berjasa kepada petani. Padahal hanya klaim belaka.
“Sejak tahun 2020 yang lalu saya sempat mempromosikan lewat akun medsos saya tentang Desa Basoka sebagai sentra bawang merah tapi kenyataannya hanya permainan akrobat,” Ujar Thaha melalui sambungan telponnya kepada wartawan (14/03).
Diberitakan sebelumnya, Bupati Sumenep melalui tidak kurang dari 47 media online menyiarkan dirinya seolah-olah memiliki perhatian kepada kaum petani dengan cara menghadiri panen raya bawang di Desa Basoka sebagai panen yang dihasilkan dari bantuan pemerintah dimana Bupati Sumenep dengan memakai Caping berfoto dengan petani yang sedang panen.
Padahal, berdasarkan investigasi wartawan, panen bawang warga tersebut hanya diklaim oleh Bupati Sumenep akan tetapi Si Petani di beri konpensasi dengan uang sebesar Rp. 500 ribu rupiah agar Bupati diberi tempat untuk mengadakan acara di lokasi panen yang merupakan lahan milik Si Petani.
Lebih lanjut ditemukan, bahwa meskipun memang benar ada bantuan bibit bawang yang turun ke Desa Basoka, akan tetapi bibit tersebut sebagian besar tidak dapat ditanam karena bibit yang berasal dari bantuan tersebut telah ditemukan busuk sebelum ditanam. (Eva/Red).