Puluhan Mahasiswa Serbu Pemkab Sumenep, Ini Tuntutannya!

Inthost
By Inthost
3 Min Read

SUMENEP (galaksi.id)– Puluhan Mahasiswa yang mengatasnamakan dari Dear Jatim Korda Sumenep geruduk kantor Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumenep, hari ini, Selasa 14 Februari 2023.

Kedatangan puluhan mahasiswa ini menuntut agar Pemkab Sumenep menghentikan pengadaan batik Aparatur Sipil Negara (ASN) karena dinilai ada kongkalikong dengan pengusaha batik ternama di Kota Keris ini.

Dalam orasinya, Ali Rofiq menyebut Bupati Sumenep seakan hanya sibuk membuat konten pencitraan di media sosial (Medsos) akan tetapi abai dan membisu dengan persoalan carut marutnya realisasi

“ Program yang sebelumnya diharapkan dapat menuai simpatik dari pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) di Kabupaten Sumenep malah dijadikan ladang usaha yang sangat memprihatinkan,” Kata kordinator lapangan Ali Rofiq.

Seragam batik yang digunakan setiap hari Kamis dan Jum’at yang dipakai oleh seluruh ASN di Kabupaten Sumenep sangat di sayangkan karena seragam tersebut diperoleh dengan memakai uang dari ASN itu sendiri padahal seharusnya gratis.

“dari 9.000 ribu batik yang akan di realisasikan kepada ASN di kabupaten Sumenep secara gratis malah dikenakan biaya penebusan”, teriak Ali Rofiq.

Dikatakan Rofik, program pengadaan batik tersebut melanggar peraturan perundang-undangan karena seluruh pembiayaan seragam batik ini seharusnya dibebankan kepada Anggaran Pendapatan Daerah (APBD) Pemkab Sumenep.

Selain itu, kata Ali Rofik, Program tersebut diduga ada kongkalikong antara Bupati Sumenep dengan pemilik Desain batik karena dalam kenyataan di lapangan harga batik tersebut tidak menguntungkan kepada UKM tapi hanya menguntungkan kepada pemilik Desain.

Dikatakan Rofik, harga 1 helai batik di UKM hanya sebesar Rp. 135.000 tapi dijual ke ASN dengan Rp. 190.000, dimana Rp. 50.000 masuk ke pemilik Desain sehingga hanya dengan duduk santai pemilik Desain sudah bisa menikmati keuntungan tidak kurang dari 1 Milyar Rupiah.

“Yang dibeli kepada UKM nantinya sebesar Rp. 135.000 kemudian ke ASN di jual Rp. 190.000, lagi-lagi oknum pengusaha batik ini mendapat keuntungan Rp. 50.000 hanya dengan duduk santai di kantornya,” kata Rofik dengan nada geram dalam orasi aksinya.

Puluhan demonstran ini pun menuntut Bupati Sumenep agar menghentikan program pengadaan batik tersebut, mencabut peraturan Bupati Sumenep ttg pakaian dinas tersebut, serta menuntut Bupati Sumenep menghentikan segala bentuk pencitraan yang meresahkan.

Aksi yang dimulai sejak jam 10.00 tersebut akhirnya membubarkan diri pada sekitar jam 12.00 karena Bupati tidak menemui massa, dan massa mengaku akan kembali lagi dengan massa yang lebih besar apabila tuntutannya tidak diindahkan dalam batas waktu 7 x 24 jam.

Sebagaimana diketahui, Bupati Sumenep menerapkan 2 program untuk pakaian dinas daerah ASN, yaitu pakaian batik motif beddhei dan batik Terak bulan yang kesemuanya pengadaannya dibebankan kepada ASN itu sendiri dan/atau tidak dibebankan kepada keuangan daerah. (Ady/Red).

- Advertisement -
Share This Article
Leave a comment

Tinggalkan Balasan