galaksi.id (BANGKALAN)- Destinasi wisata pantai Tlangoh yang terletak di Desa Tlangoh Kecamatan Tanjung Bumi Bangkalan kini mulai diminati banyak wisatawan. Hal ini turut menjadi penggerak perekonomian masyarakat sekitar di masa pandemi Covid-19.
Pantai yang mulai beroperasi sejak Mei 2020 ini semula merupakan sebuah pantai yang dipenuhi sampah. Melihat hal tersebut, kepala desa setempat berinisiatif untuk mengubah pantai tersebut menjadi destinasi wisata yang dapat membantu perekonomian masyarakat sekitar.
“Kami kemudian mendiskusikan hal tersebut bersama Pertamina Hulu Energi (PHE) West Madura Offshore (WMO). Alhamdulillah responnya baik dan mendukung serta membimbing kami sehingga terbentuklah wisata pantai ini,” ujar Kepala Desa Tlangoh, Kudrotul Hidayat, Selasa (06/01/2021).
Dari diskusi tersebut, ia dan tokoh masyarakat setempat bersama pemuda yang tergabung dalam Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) kemudian merealisasikan rencana tersebut. Meski baru dibuka 9 bulan, gelombang pengunjung terus berdatangan.
“Alhamdulillah, dari adanya wisata ini banyak masyarakat yang terbantu. Mulai menjadi tukang parkir, penjaga pantai, penjaga kebersihan hingga penjaga toko dan membuka warung. Kurang lebih 100 orang bergantung pada wisata ini,” tambahnya.
Selain memberikan pemandangan pantai yang indah, wisata pantai Tlangoh ini juga perlahan dibangun dengan apik. Terdapat banyak spot foto yang bisa digunakan oleh pengunjung.
“Kami juga fasilitasi untuk spot foto dan juga beberapa item seperti ayunan dan lainnya. Banyak juga yang menggunakan itu sebagai foto prewedd,” imbuhnya.
Kini pihaknya terus membangun wisata tersebut secara perlahan. Ia juga berencana akan menambah permainan laut berupa parasailing, banana boat serta wahana laut lainnya.
Sementara itu,General Manager PHE WMO Dwi Mandhiri mengatakan, pihaknya terus akan menjadi energi pemberdayaan ekonomi masyarakat Bangkalan. Diketahui, sebanyak 4 program pemberdayaan wisata pesisir berhasil dikembangkan oleh PHE WMO sehingga PHE WMO meraih Proper Emas di tahun 2020 lalu.
“Program ini menitikberatkan pada sektor wisata melalui pengembangan pariwisata di pesisir utara Bangkalan, Jawa Timur dengan target mewujudkan One Belt One Road (OBOR) pariwisata setempat,” ucap Dwi.
Proper Emas tahun diberikan pada PHE WMO karena dinilai berhasil mengimplementasikan dengan baik kinerja lingkungan di internal perusahaan melalui upaya dan inovasi-inovasi sektor sumber daya alam, serta kontribusi di eksternal perusahaan melalui payung program pemberdayaan ekonomi masyarakat berbasis pengelolaan lingkungan potensi alam di Bangkalan.
Menurut Dwi Mandhiri, selain fokus pada pengembangan pariwisata di Pantau Utara, PHE WMO selama 2020 juga menyalurkan bantuan pendidikan untuk 199 siswa di Kecamatan Tanjungbumi, bantuan 3136 paket sembako untuk nelayan Desa Macajah, Tlangoh, Banyusangka dan Klampis Barat.
Selain itu juga membantu UMKM Desa Bandangdajah PIRT hasil bumi serta penyediaan usaha intstalasi air isi ulang. Sementara bantuan pengembangan usaha nelayan du Desa Tlangoh dan Klampis Barat berupa alat tangkap rajungan.
Sementara untuk bantuan fisik, antara lain, diwujudkan lewat renovasi jalan rusak di Desa Alas Kembang dan Banyusangka. Salah satu program lainnya adalah penyediaan tempat sampah segregasi untuk mendukung program sekolah lingkungan.
Dwi Mandhiri bersyukur dan bangga, karena pada tahun ini PHE WMO kembali meraih predikat Emas yang sebelumnya pernah dua kali diterima pada 2016 dan 2017. Penghargaan ini dapat diraih atas kerjasama yang baik, antara perusahaan dan masyarakat sekitar dalam implementasi program-program di bidang lingkungan dan pengembangan masyarakat.
“PHE WMO terus berupaya mengembangkan program yang memunculkan kemandirian dan berkelanjutan serta dijalankan dalam sebuah mekanisme partisipatif yang melibatkan para pemangku kepentingan,” tukasnya. (Zan)