SUMENEP, galaksi.id,– Geger aksi Ketua Sementara DPRD Kab. Sumenep yang memobilisasi Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol-PP) menggulung Pekerja Seks Komersial (PSK) di Desa Beluk Ares Kec. Ambunten Sumenep Jawa Timur beberapa waktu yang lalu, tak kunjung memperoleh respon dari Bupati Sumenep, Ach. Fauzi Wongsoyudo, SH.,MH.
Hal yang paling mengagetkan adalah Bupati malah sibuk memobilisasi pers untuk mempublikasi berbagai kegiatan yang sama sekali tidak substantif dan tidak berkorelasi dengan isu-isu publik yang menuntut penjelasan mendesak Bupati Sumenep.
Hal itu dikatakan Kurniadi, aktivis prodem pada Lembaga Pengkajian Demokrasi dan Anggaran Publik Madura (LAPDAP-Madura).
Dikatakan Kurniadi, di tengah ramainya pemberitaan media terkait perilaku Ketua Sementara DPRD yang memobilisasi Satpol-PP, seharusnya direspon oleh Bupati mengenai bagaimana Satpol-PP bisa berada di bawah kendali DPRD yang sama sekali tidak berwenang untuk memimpin operasi razia PSK.
Perilaku Ketua DPRD ini, ramai diberitakan sebagai bentuk dominasi Ketua DPRD terhadap kekuasaan eksekutif, merampas kewenangan Bupati sehingga harus dimaknai sebagai sebuah tamparan bagi Bupati Sumenep, Ach. Fauzi Wongsoyudo., SH., MH.
Bahkan, kata Kurniadi, acara-acara yang dipublikasi secara massif oleh Bupati Sumenep bersifat ceremoni yang berorientasi pada pembangunan citra kepemimpinannya menjelang Pilkada. Mulai dari mengumpulkan tukang becak, menghadiri forum pelantikan organisasi wartawan, hingga acara-maulid.
“Ledakan terjadi barat, Bupati pergi ke Timur seolah-olah tidak tau di barat ada ledakan “, Terang Kurniadi kepada wartawan melalui sambungan telpon selulernya (18/09).
Kurniadi mengaku berang dengan perilaku kepemimpinan Bupati Ach. Fauzi lantaran masa bodoh dengan problematika masyarakat yang menuntut penjelasan mendesak.
Tidak itu saja, kata Kurniadi, Bupati Ach. Fauzi memanfaatkan fasilitas jabatannya dalam melakukan kerja-kerja politik selaku Calon Bupati Petahana yang akan berkontestasi dalam Pilkada mendatang.
Lebihlanjut Kurniadi mengatakan Bupati Ach. Fauzi merupakan karakter yang tidak tau malu, tidak memiliki harga diri, kata dan perbuatannya kontradiktif.
“Dulu saya menyebut Bupati Fir’aun, ternyata terbukti ya”, kata Kurniadi sambil tertawa ngakak menutup pembicaraan dengan wartawan.
Sementara itu, hingga berita ini tayang, Bupati Sumenep, Ach. Fauzi Wongsoyudo, SH., MH., belum dapat dimintai keterangan (Dayat/Red).