SUMENEP (galaksi.id)– Fenomena kelangkaan pupuk menjelang masa tanam yang sering dikeluhkan warga petani di Kabupaten Sumenep sepertinya akan mulai menemukan titik terang.
Pasalnya, berdasarkan penelusuran wartawan, kelangkaan pupuk yang dikeluhkan tersebut disebabkan oleh adanya jaringan sindikat mafia pupuk kelas kakap.
Kelas kakap, karena kejahatan yang merugikan warga tersebut diduga dilakukan oleh sejumlah oknum pejabat yang terdiri dari kalangan eksekutif dan legislatif.
Dugaan demikian dinyatakan oleh Ketua Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Madura (YLBH-Madura), Sofari., SH.,
Dikatakan Sofari, inisial “D” yang diberitakan oleh salah satu media diduga merujuk pada salah satu anggota DPRD Kab. Sumenep, yakni atas nama Dulsiam dari Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa alias PKB.
“Ya, inisial “D” yang diberitakan media itu patut diduga merujuk kepada Dulsiam, mas,” Tegas Sofari kepada wartawan melalui sambungan telponnya (10/10).
Lebihlanjut Sofari mengatakan bahwa kecurigaannya mengenai inisial “D” itu adalah Dulsiam karena mendasarkannya pada nama badan usahanya yang bernama UD. Citra Bahari, Jl Sapangkur besar, yang pemiliknya tercatat atas nama Dulsiam.
Selain itu, Sofari mengatakan bahwa berdasarkan pengaduan beberapa warga, sejak dulu hingga sekarang, nama Dulsiam selalu menonjol disebut-sebut warga sebagai figur yang mengendalikan distribusi Pupuk di kepulauan;
Sofari bahkan menengarai bukan hanya Dulsiam yang terlibat dalam sindikat Mafia Pupuk, melainkan terdapat beberapa figur lain yang juga anggota DPRD Kab. Sumenep.
Sementara itu, hingga berita ini tayang, baik Dulsiam maupun Ketua DPC PKB Sumenep belum bisa dimintai keterangannya (Eva/Red);