Munculnya Haruna Sumitro, Agus Mahfudz dan Bawon di Presidium Kahmi Jatim, Isyarat Keramat Bagi Arah Politik Nasional-2024

Jailangkung
4 Min Read

RAMAI tentang mundurnya Moh.Ridwan Hisjam (MRH) dari Presidium Kahmi Jatim beberapa saat setelah terpilih pada tanggal 30 Mei 2021 di arena Muswil-V di Telaga Sarangan Magetan Jawa Timur, menyisakan banyak tanda tanya besar di sebagian besar kalangan.

Diantaranya diduga karena frustasi karena perolehan suaranya yang tidak signifikan alias tidak sebanding dengan nama besarnya sebagai tokoh tua di korps Himpunan Mahasiswa Islam. Dibandingkan dengan calon-calon lainnya, MRH memiliki segalanya-galanya. Pengaruh, uang, dan bahkan jabatan.

Tidak itu saja, MRH beberapa kali membawa-bawa Akbar Tanjung yang sudah sepuh untuk mem-branding dirinya. Baik dalam acara-acara pribadinya, hingga ke acara-acara resmi.

Kenapa MRH tetap tidak dapat mendongkrak perolehan suaranya, meski sudah menggandeng Akbar Tanjung? Aneh?

Tidak sama sekali. Tidak aneh! Ada Haruna Sumitro. Sama-sama tokoh tua yang namanya juga menjulang tinggi di angkasa. Keduanya sama-sama merupakan tokoh puncak yang hidup di jaman yang sama.

Yang aneh justru bagaimana mungkin Haruna yang tidak hadir langsung di arena Muswil bisa memperoleh dukungan besar jauh melampaui MRH? Bagaimana mungkin Haruna yang modal pernyataan “saya mau maju”, itu pun tidak semua peserta Muswil mengetahuinya, bisa memperoleh dukungan besar?

Apalagi kalau dihubungkan dengan perilaku Haruna yang belakangan sering terlihat hanya suka jingkrak-jingkrak di lapangan rumput hijau dalam arena pertandingan bola, tentu terasa aneh Haruna memperoleh suara besar. Dimana daya tariknya Haruna?

Bagi yang belum beraktivis dimasa 80-an tentunya aneh. Tapi tidak bagi generasi yang hidup di jaman itu. Peserta Muswil merupakan generasi tengah yang sudah pasti mengetahui sejarah. Apalagi ada kesaksian kalau di arena Muswil juga sempat muncul hadirnya tokoh tua lainnya, Ach.Rubaie.

Tak perlu ditanya apa yang dilakukan Rubaie di arena Muswil. Kehadirannya tentu ada hubungannya dengan perolehan suara Haruna yang signifikan mengingat hubungan keduanya sebagai Barisan 3 Dewa, Haruna Sumitro, Ach. Rubaie dan Farid Al-Fauzi.

Tiga tokoh ini merupakan simbol dari kekuatan Magis. Haruna seperti Naga Angkasa, Rubaie sepeti Rajawali Sakti, dan Farid Al-Fauzi seperti Singa Gurun. Ketiga tokoh ini bila kembali berkumpul, tentu sudah merupakan isyarat akan terjadinya sesuatu yang hebat dikolong jagad Indonesia.

Belum lengkapnya 3 Barisan Dewa di arena Muswil (karena Farid Al-Fauzi belum muncul), sejatinya menunjukkan keadaan belum benar-benar gawat.

Kendati demikian, munculnya dua nama presidium lainnya, Agus Mahfudz dan Bawon Adi Withoni, juga mengherankan. Keduanya hanyalah tokoh-tokoh muda yang tingkat ketenarannya jauh di bawah MRH, akan tetapi perolehan suaranya cukup signifikan yang bila digabung jauh melampaui perolehan suara MRH, patut ditafsirkan dengan serius.

Apakah merupakan Isyarat keramat menjelang momentum politik nasional 2024 mendatang? Perubahan mindset politik warga HMI? Ahh, Daun Beringin berisik dan jatuh berguguran!

Yang disebut terakhir hanyalah sajak. Tidak merujuk pada eksistensi partai Golkar yang legitimasinya terus merosot karena diisi kader-kader partai yang lahir di jaman yang salah. (🤣).

Sumenep, 02/06/2021
Kurniadi.

- Advertisement -
Share This Article
Leave a Comment

Tinggalkan Balasan