PAMEKASAN (galaksi.id)— Percepatan pembangunan yang seringkali di gembor gemborkan oleh Bupati Pamekasan, Badrut Tamam, pada mulanya cukup memikat perhatian masyarakat di Pamekasan, Madura. Namun semua itu kini dirasakan kosong belaka alias menjadi hambar oleh warga masyarakat karena kenyataannya tidak ada relevansi antara apa yang dinyatakan dengan sikap atau kebijakan yang sebenarnya.
Bibit mulai munculnya kurangnya kepercayaan masyarakat terhadap bupati tersebut salah satunya dapat dilihat dari Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Pamekasan yang dikeluhkan banyak kalangan karena hingga saat ini APBD Perubahan tersebut tak kunjung usai sampai saat ini. Bahkan, molornya terlalu lama melampaui molornya penetapan Perubahan APBD pada tahun sebelumnya.
Molornya pemberlakuan APBD Perubahan tersebut diyakini sebagai bukti kegagalan Bupati Badrut Tamam. Bahkan, kemoloran tersebut dicurigai karena ada kepentingan Bupati Badrut yang belum tercover di APBD Perubahan tersebut.
Dugaan tersebut dinyatakan oleh Ketua Aliansi Pemuda Peduli Rakyat (Alpart) Sauqi, yang mengatakan bahwa belum finalnya perubahan APBD di Pamekasan merupakan bukti gagalnya kepemimpinan Badrut Tamam sebagai Bupati.
Menurut Syauqi, Aktivis Berjuluk Si Bambu Runcing ini, fenomena molornya APBD Perubahan ini tidak lagi merupakan bentuk percepatan pembangunan seperti yang sering dikatakan oleh bupati, melainkan 180 derajat terjungkil balik alias ibarat kata pepatah balik panggang daripada api.
“Kami meyakini, molornya penetapan Perubahan APBD, diakui atau tidak, merupakan salah satu bagian dari bentuk kegagalan maupun kelemahan dari bupati yang sekarang, “kata Syauqi kepada awak media ini melalui chatt Whats’App. (25/04/2021).
Ia pun menilai Badrut (panggilan akrab bupati Pamekasan), dianggap tidak konsisten dengan perkataannya sendiri, bahkan cenderung terlena sehingga lupa terhadap janji-janji manisnya tersebut.
“Bicara tentang Pamekasan selalu Hebat, tapi omongannya kok tidak konsisten. Saya khawatir bupati Pamekasan ini kurang mendalami buku yang selama ini di bacanya,”sindir Syauqi untuk Bupati Badrut.
Lebih lanjut Syauqi menilai bahwa molornya perubahan APBD 2021 di Pemekasan ini diduga ada kepentingan pribadi bupati yang belum tercover di APBD tersebut karena pembahasan APBD 2021 ini sudah selesai dibahas di dewan pada Desember 2020 kemarin. Sehingga menurut Syauqi APBD Perubahan tersebut sudah dapat ditetapkan.
Syauqi juga berharap, Bupati Badrut agar lebih peka dan merasakan kepentingan dan kebutuhan rakyat ditempatkan diatas segala-galanya yang harus didahulukan dari pada kepentingan yang sifatnya pribadi. (Red).