Skandal Korupsi PT.Wus Muncul Lagi, Pengamat Sebut Bagian dari Skenario Perang Yang Ditabuh Istana Hantu

Jailangkung
4 Min Read

SUMENEP (galaksi.id)– Masih segar ingatan publik tentang seruan Raja Hantu, Kurniadi, yang beberapa hari yang lalu menyatakan perang terhadap kebijakan Bupati yang melempar tanggungjawab kepada BPD Desa Matanair Kec. Rubaru Kab. Sumenep menyangkut pelaksanaan putusan PTUN Surabaya terkait sengketa Pilkades di desa tersebut.

Kurniadi alias Raja Hantu yang sekaligus merupakan Kuasa Hukum dari Ahmad Rasidi dalam perkara tersebut menilai Bupati Sumenep telah menghina hukum, melecehkan demokrasi dan memperkosa hak-sipil warga masyarakat karena kekeliruan yang dibuatnya pertanggungjawabannya dibebankan kepada Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Desa Matanair.

Tak lama setelah pernyataan perang diserukan, isu Korupsi PT. Wus (BUMD Sumenep) yang telah menjerat beberapa petinggi BUMD Sumenep tersebut kembali muncul diberbagai media sosial.

Acara yang pernah dibahas dan disiarkan oleh Faruk Abdillah Chennel beberapa waktu lalu yang acaranya bertajuk “Pusaran Kelam Korupsi di PT. Wus, link beritanya pun kembali di share secara massif ke berbagai media-media sosial dalam acara Podcastnya.

Fenomena tersebut dinilai oleh Ach. Wafi, Pengamat Politik pada Lembaga Pengkajian Demokrasi dan Anggaran Publik Madura (LAPDAP-Madura), merupakan pengantar dari skenario perang yang diserukan Raja Hantu beberapa waktu lalu.

Tokoh mantan Aktivis Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) yang akrab dipanggil Wafi ini mengatakan bahwa isu mega korupsi tersebut dalam rangka menyambut seruan perang dari Pembina YLBH-Madura, karena Bupati Ach. Fauzi diduga terlibat dalam skandal korupsi tersebut.

“Menurut saya munculnya fenomena isu kasus korupsi di PT. Wus akan menyasar kepada Bupati Ach.Fauzi, ya” Tutur Ach. Wafi kepada wartawan dalam suatu acara ngopi santai disebuah kedai kopi di Sumenep (26/03).

Dikatakan Wafi (panggilan akrabnya), kasus skandal korupsi Migas di PT.Wus tersebut dinilai belum tuntas dan diduga masih menyisakan masalah bagi sejumlah pejabat penting, antara lain Bupati Ach. Fauzi.

Tidak itu saja, pejabat lain yang diduga terlibat dalam skandal tersebut adalah salah satu anggota DPR-RI Dapil Madura, inisial “SA”. Kecurigaan tersebut dipahami Wafi dari investigasi awal yang telah dilakukan oleh YLBH-Madura dalam suatu diskusi terbatas dengan LAPDAP-Madura beberapa waktu lalu.

Disinggung mengenai apa peran masing-masing Ach. Fauzi dan SA dalam tindak pidana korupsi tersebut, Wafi sambil tertawa lebar mengatakan bahwa kalau Ach. Fauzi (Bupati Sumenep) sudah jelas namanya muncul dalam uraian dakwaan Jaksa Penuntut Umum, sehingga wajib ditindaklanjuti oleh Aparat Penegak Hukum (APH) ke depan.

Sedangkan SA, dikatakan Wafi diduga terlibat dalam menyediakan sejumlah uang yang jumlahnya tak kurang dari 15 Milyar yang dipergunakan untuk melepaskan Ach. Fauzi dari jerat hukum.

“Tapi itu baru dugaan yang sedang didalami oleh teman-teman saya di YLBH-Madura, ya. Belum sebagai kesimpulan,” Terang Wafi kepada wartawan.

Bahkan, sepengetahuan Wafi, YLBH-Madura sedang menyusun laporan dan sekaligus draft gugatan kepada APH dalam hal laporannya tidak ditindaklanjuti.

Sementara itu, hingga berita ini tayang, baik Ach. Fauzi maupun pihak yang berinisial “SA” belum bisa dikonfirmasi oleh media. (Eva/Red).

- Advertisement -
Share This Article
Leave a Comment

Tinggalkan Balasan