Sulaisi Serang Rasyid dalam Skandal Korupsi Tukar Guling TKD Perum Bumi Sumekar, Majelis Parlemen Jalanan Sebut Gejala Kegaduhan Baru

Redaksi
By Redaksi
3 Min Read
Foto : Zaini Rofik (Aktivis MPJ)

SUMENEP, galaksi.id,- Penanganan skandal kasus korupsi tukar guling Tanah Kas Desa (TKD) antara 3 Pemerintah Desa (Pemdes) di Sumenep selaku Penjual, dengan PT. Sinar Mega Indah Persada (PT.SMIP) selaku Pembeli yang terjadi pada tahun 1997, kini potensi makan korban lagi.

Penyidikan yang dilakukan oleh Polda Jawa Timur ini, selain telah menimbulkan resah terhadap sedikitnya 600 kepala keluarga yang bermukim di atas lahan hasil tindak pidana, kini potensial juga memicu gesekan sosial baru di lapis organ society di kabupaten Sumenep.

Potensi gaduh ini diramal oleh aktivis Majelis Parlemen Jalanan (MPJ), Zaini Rofik. 

Aktivis yang akrab dipanggil Zaini ini menyatakan gejala gaduh tersebut dirasakan setelah Sulaisi, SH.I., MIP., selaku Penasehat Hukum dari 3 tersangka kasus ini, melancarkan serangan keras terhadap Pengamat Pemerhati Kebijakan Publik, Rasyid Nahdyin. 

Tak hanya ditujukan kepada Rasyid, sejumlah media yang memberitakan komentar-komentar Rasyid seperti Gempar Data, CMN, dan Berita Viral, juga disasar oleh Sulaisi sebagaimana ternyata dalam artikel yang ditulis oleh Sulaisi sendiri dimedia EjaToday.com, judul: Wartawan-Pengamat Seratus Ribuan, tayang hari ini, Minggu, 25/12/2023.

Dikatakan Zaini, perseteruan Sulaisi dengan Rasyid yang melibatkan sejumlah perusahaan media, tentu tidak akan menimbulkan akibat yang sederhana karena hanya Sulaisi dengan Rasyid saja sudah berat. Apalagi masih ada perusahaan-perusahaan media dibelakangnya.

Hal itu dikatakan Zaini dengan mendasarkan pada karakter, identitas dan latarbelakang kedua tokoh yang sedang berseteru ini. Sulaisi tidak sekadar Pengacara dan temperamental, melainkan juga memiliki latarbelakang aktivis Himpunan Mahasiswa Islam (HMI).

Sedangkan Rasyid, kata Zaini, diyakini tentu memiliki barisan Nahdatul Ulama (NU) karena dibelakang namanya berekor Nahdyin. Rasyid Nahdyin, yang berarti dari kalangan NU. 

Selain itu, kata Zaini, perseteruan Sulaisi dengan Nahdyin tidak lagi dirasakan adu gagasan dan pengetahuan, melainkan lebih dirasakan untuk berebut dan saling mempertahankan eksistensi.

“Ini sepertinya panggung adu berebut eksistensi ya”, Ujar Zaini kepada wartawan melalui sambungan telponnya (25/12).

Hal itu kata Zaini karena figur Rasyid Nahdyin belum pernah dikenal sebagai pengamat, melainkan figur yang muncul secara dadakan dan tidak jelas kualifikasi kepakarannya. (MUK/Red).

- Advertisement -
Share This Article
Leave a comment

Tinggalkan Balasan