SUMENEP (galaksi.id)– Pengerahan sejumlah personel anggota TNI/AD Markas Komando Militer Sumenep ke kantor Pertanahan Sumenep beberapa waktu lalu ke Kantor Pertanahan Sumenep untuk tujuan intimidasi, memperoleh tanggapan yang serius dari Raja Hantu, Kurniadi.
Menurut Kurniadi, tindakan Kepala Kantor Pertanahan yang melaporkan Dandim ke Kodam Surabaya dengan alasan ada motivasi intimidasi, merupakan sikap yang aneh dan mencurigakan.
Pasalnya, menurut Kurniadi, kehadiran Dandim dengan sejumlah personel prajuritnya ke Kantor Pertanahan tersebut seharusnya merupakan fenomena yang sudah biasa dalam kehidupan pejabat dimana seorang atasan dikawal dan didampingi oleh sejumlah anak buah.
Apalagi, kata Kurniadi, Kehadiran Dandim tersebut juga diketahui oleh Kepala Pertanahan memiliki tujuan untuk mendiskusikan mengenai tanah yang akan diukurnya pada hari itu. Apa anehnya?
Bahkan, jika kehadiran Dandim dimaknai sebagai Aksi Unjuk Kekuatan pun, Kurniadi menilai tindakan Dandim tersebut justru lebih punya nilai karena tindakan tersebut dibangun di atas situasi-situasi yang berbeda, satu sisi ada ancaman aksi demontrasi, dan sisi lain Dandim tidak ingin kehilangan tanah milik Korpsnya.
Menurut Kurniadi, dua kepentingan yang tidak saling berhubungan satu sama lain tersebut justru terbukti berhasil diatasi oleh Dandim dalam satu tindakan kecil. Tanah yang akan diukur oleh Pertanahan akhirnya gagal dilakukan dan ancaman aksi demontrasi pun berhasil dilokalisir.
“Sekali tembak, yang jatuh bukan satu burung, tapi banyak burung,” Terang Kurniadi kepada wartawan melalui sambungan telpon selulernya (06/09).
Kurniadi pun tak sungkan menyatakan kekagumannya atas pribadi kepemimpinan Dandim yang tangkas, cepat, tepat, dan bijaksana.
“Dandim ini memang genius, ya. Mampu membuat pilihan tindakan yang tepat dan efektif,” Terang Kurniadi. (Red).
